10.Pantai Ngobaran
Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik. Kalau air surut, anda bisa melihat hamparan alga (rumput laut) baik yang berwarna hijau maupun coklat. Jika dilihat dari atas, hamparan alga yang tumbuh di sela-sela karang tampak seperti sawah di wilayah padat penduduk. Puluhan jenis binatang laut juga terdapat di sela-sela karang, mulai dari landak laut, bintang laut, hingga golongan kerang-kerangan.
Tapi yang tak terdapat di pantai lain adalah pesona budayanya, mulai dari bangunan hingga makanan penduduk setempat. Satu diantaranya yang menarik adalah adanya tempat ibadah untuk empat agama atau kepercayaan berdiri berdekatan. Apakah itu bentuk multikulturalisme? Siapa tahu.
Bangunan yang paling jelas terlihat adalah tempat ibadah semacam pura dengan patung-patung dewa berwarna putih. Tempat peribadatan itu didirikan tahun 2003 untuk memperingati kehadiran Brawijaya V, salah satu keturunan raja Majapahit, di Ngobaran. Orang yang beribadah di tempat ini adalah penganut kepercayaan Kejawan (bukan Kejawen lho). Nama "Kejawan" menurut cerita berasal dari nama salah satu putra Brawijaya V, yaitu Bondhan Kejawan. Pembangun tempat peribadatan ini mengaku sebagai keturunan Brawijaya V dan menunjuk salah satu warga untuk menjaga tempat ini.
Berjalan ke arah kiri dari tempat peribadatan tersebut, Anda akan menemui sebuah Joglo yang digunakan untuk tempat peribadatan pengikut Kejawen. Menurut penduduk setempat, kepercayaan Kejawen berbeda dengan Kejawan. Namun mereka sendiri tak begitu mampu menjelaskan perbedaannya.
Bila terus menyusuri jalan setapak yang ada di depan Joglo, anda akan menemukan sebuah kotak batu yang ditumbuhi tanaman kering. Tanaman tersebut dipagari dengan kayu berwarna abu-abu. Titik dimana ranting kering ini tumbuh konon merupakan tempat Brawijaya V berpura-pura membakar diri. Langkah itu ditempuhnya karena Brawijaya V tidak mau berperang melawan anaknya sendiri, Raden Patah (Raja I Demak).
Kebenaran cerita tentang Brawijaya V ini kini banyak diragukan oleh banyak sejarahwan. Sebabnya, jika memang Raden Patah menyerang Brawijaya V maka akan memberi kesan seolah-olah Islam disebarkan dengan cara kekerasan. Banyak sejarahwan beranggapan bahwa bukti sejarah yang ada tak cukup kuat untuk menyatakan bahwa Raden Patah melakukan penyerangan. Selengkapnya bagaimana, mungkin Anda bisa mencari sendiri.
Beberapa meter dari kotak tempat ranting kering tumbuh terdapat pura untuk tempat peribadatan umat Hindu. Tak jelas kapan berdirinya pura tersebut.
Di bagian depan tempat ranting tumbuh terdapat sebuah masjid berukuran kurang lebih 3x4 meter. Bangunan masjid cukup sederhana karena lantainya pun berupa pasir. Seolah menyatu dengan pantainya. Uniknya, jika kebanyakan masjid di Indonesia menghadap ke Barat, masjid ini menghadap ke selatan. Bagian depan tempat imam memimpin sholat terbuka sehingga langsung dapat melihat lautan. Bahkan, penduduk setempat sendiri heran karena yang membangun pun salah satu Kyai terkenal pengikut Nahdatul Ulama yang tinggal di Panggang, Gunung Kidul. Sebagai petunjuk bagi yang akan sholat, penduduk setempat memberi tanda di tembok dengan pensil merah tentang arah kiblat yang sebenarnya.
Setelah puas terheran-heran dengan situs peribadatannya, Anda bisa berjalan turun ke pantai. Kalau datang pagi, maka pengunjung akan menjumpai masyarakat pantai tengah memanen rumput laut untuk dijual kepada tengkulak. Mereka biasanya menjual rumput laut dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilo. Hasilnya lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Namun, kalau datang sore, biasanya Anda akan menjumpai warga tengah mencari landak laut untuk dijadikan makanan malam harinya. Untuk bisa dimakan, landak laut dikepras dulu durinya hingga rata dan kemudian dipecah menggunakan sabit. Daging yang ada di bagian dalam landak laut kemudioan dicongkel. Biasanya warga mencari landak hanya berbekal ember, saringan kelapa, sabit, dan topi kepala untuk menghindari panas.
Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik. Kalau air surut, anda bisa melihat hamparan alga (rumput laut) baik yang berwarna hijau maupun coklat. Jika dilihat dari atas, hamparan alga yang tumbuh di sela-sela karang tampak seperti sawah di wilayah padat penduduk. Puluhan jenis binatang laut juga terdapat di sela-sela karang, mulai dari landak laut, bintang laut, hingga golongan kerang-kerangan.
Tapi yang tak terdapat di pantai lain adalah pesona budayanya, mulai dari bangunan hingga makanan penduduk setempat. Satu diantaranya yang menarik adalah adanya tempat ibadah untuk empat agama atau kepercayaan berdiri berdekatan. Apakah itu bentuk multikulturalisme? Siapa tahu.
Bangunan yang paling jelas terlihat adalah tempat ibadah semacam pura dengan patung-patung dewa berwarna putih. Tempat peribadatan itu didirikan tahun 2003 untuk memperingati kehadiran Brawijaya V, salah satu keturunan raja Majapahit, di Ngobaran. Orang yang beribadah di tempat ini adalah penganut kepercayaan Kejawan (bukan Kejawen lho). Nama "Kejawan" menurut cerita berasal dari nama salah satu putra Brawijaya V, yaitu Bondhan Kejawan. Pembangun tempat peribadatan ini mengaku sebagai keturunan Brawijaya V dan menunjuk salah satu warga untuk menjaga tempat ini.
Berjalan ke arah kiri dari tempat peribadatan tersebut, Anda akan menemui sebuah Joglo yang digunakan untuk tempat peribadatan pengikut Kejawen. Menurut penduduk setempat, kepercayaan Kejawen berbeda dengan Kejawan. Namun mereka sendiri tak begitu mampu menjelaskan perbedaannya.
Bila terus menyusuri jalan setapak yang ada di depan Joglo, anda akan menemukan sebuah kotak batu yang ditumbuhi tanaman kering. Tanaman tersebut dipagari dengan kayu berwarna abu-abu. Titik dimana ranting kering ini tumbuh konon merupakan tempat Brawijaya V berpura-pura membakar diri. Langkah itu ditempuhnya karena Brawijaya V tidak mau berperang melawan anaknya sendiri, Raden Patah (Raja I Demak).
Kebenaran cerita tentang Brawijaya V ini kini banyak diragukan oleh banyak sejarahwan. Sebabnya, jika memang Raden Patah menyerang Brawijaya V maka akan memberi kesan seolah-olah Islam disebarkan dengan cara kekerasan. Banyak sejarahwan beranggapan bahwa bukti sejarah yang ada tak cukup kuat untuk menyatakan bahwa Raden Patah melakukan penyerangan. Selengkapnya bagaimana, mungkin Anda bisa mencari sendiri.
Beberapa meter dari kotak tempat ranting kering tumbuh terdapat pura untuk tempat peribadatan umat Hindu. Tak jelas kapan berdirinya pura tersebut.
Di bagian depan tempat ranting tumbuh terdapat sebuah masjid berukuran kurang lebih 3x4 meter. Bangunan masjid cukup sederhana karena lantainya pun berupa pasir. Seolah menyatu dengan pantainya. Uniknya, jika kebanyakan masjid di Indonesia menghadap ke Barat, masjid ini menghadap ke selatan. Bagian depan tempat imam memimpin sholat terbuka sehingga langsung dapat melihat lautan. Bahkan, penduduk setempat sendiri heran karena yang membangun pun salah satu Kyai terkenal pengikut Nahdatul Ulama yang tinggal di Panggang, Gunung Kidul. Sebagai petunjuk bagi yang akan sholat, penduduk setempat memberi tanda di tembok dengan pensil merah tentang arah kiblat yang sebenarnya.
Setelah puas terheran-heran dengan situs peribadatannya, Anda bisa berjalan turun ke pantai. Kalau datang pagi, maka pengunjung akan menjumpai masyarakat pantai tengah memanen rumput laut untuk dijual kepada tengkulak. Mereka biasanya menjual rumput laut dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilo. Hasilnya lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Namun, kalau datang sore, biasanya Anda akan menjumpai warga tengah mencari landak laut untuk dijadikan makanan malam harinya. Untuk bisa dimakan, landak laut dikepras dulu durinya hingga rata dan kemudian dipecah menggunakan sabit. Daging yang ada di bagian dalam landak laut kemudioan dicongkel. Biasanya warga mencari landak hanya berbekal ember, saringan kelapa, sabit, dan topi kepala untuk menghindari panas.
Landak laut yang didapat biasanya diberi bumbu berupa garam dan cabe kemudian digoreng. Menurut penduduk, daging landak laut cukup kenyal dan lezat. Sayangnya, tak banyak penduduk yang menjual makanan yang eksotik itu. Tapi kalau mau memesan, coba saja meminta pada salah satu penduduk untuk memasakkan. Siapa tahu, anda juga bisa berbagi ide tentang bagaimana memasak landak laut sehingga warga pantai Ngobaran bisa memakai pengetahuan itu untuk berbisnis meningkatkan taraf kehidupannya
9.Pantai baron
Pantai
Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23
kilometer arah selatan kota Wonosari, sedangkan dari kota Yogyakarta
berjarak sekitar 65 kilometer. Pantai Baron merupakan teluk yang diapit
oleh dinding bukit yang hijau, dipenuhi oleh pohon kelapa. Teluk ini
juga merupakan muara dari aliran sungai di bawah batu karang, yang
airnya cukup jernih.
Seperti
halnya beberapa pantai lain di Selatan Pulau Jawa, di Pantai Baron pun
kita tidak bisa dengan leluasa untuk berenang seenaknya karena ombak
yang cukup besar.
Walaupun
para pengunjung tidak bisa berenang seenaknya namun tempat ini tetap
menjadi obyek wisata pantai favorit di daerah Yogyakarta dan sekitarnya
dan dengan keindahan pantainya itu pulalah pantai Baron selalu ramai
dikunjungi, terlebih ketika liburan sekolah atau akhir pekan.
Tak
ada rotan, akar pun jadi. Begitu juga jika kita berkunjung ke Pantai
Baron. Tidak bisa berenang tapi bukan berarti tidak ada yang menarik
dari pantai ini. Kita masih bisa menikmati semilir angin pantai sambil
menikmati berbagai makanan khas daerah setempat, melihat kejernihan air
laut dan keasrian pemandangan di sekeliling pantainya atau dapat
menghirup wangi pasirnya.
Namun
kecantikan Pantai Baron sepertinya belum menggugah pihak pemerintah
daerah setempat untuk mengelolanya dengan baik. Begitu kita masuk,
kesan yang muncul di benak kita adalah kumuh karena pihak pemerintah
daerah setempat tidak mengatur para penjual souvenir dan makanan dengan
rapih sehingga terlihat sekali tidak beraturan.
Semoga
pemerintah daerah setempat kedepannya mampu untuk mengatur dan
mengelola Pantai Baron menjadi lebih baik lagi sehingga dapat menjadi
obyek wisata yang lebih indah dan nyaman bagi para pengunjungnya serta
dapat mendatangkan pemasukan bagi kas daerah serta warga setempat.
8.Pantai kuwaru
Pantai Kuwaru, terletak di barat daya kota
Yogyakarta, sebelah timur Pantai Pandansimo. Suasana yang sejuk,
rindang karena cemara yang tumbuh subur, menyuguhkan pesona tersendiri.
Hanya karena mungkin tempat ini termasuk “baru” , penataannya masih
terus menerus dilakukan. Di pantai ini, seperti pantai-pantai yang
lain, juga ada Tempat Pelelangan Ikannya ( TPI ) yang digunakan apabila
ada perahu yang melaut dan melelang hasil tangkapannya. Tetapi tidak
setiap hari perahu-perahu disini bisa melaut, karena sangat tergantung
oleh cuaca,musim dan kondisi ketenangan air laut. Tetapi bagi
pengunjung tidak perlu khawatir karena stok ikan ada terus, yang
didatangkan dari luar.
Saya menulis blog ini didorong rasa bangga saya akan potensi yang ada di pantai dusun saya. Beberapa tahun yang lalu, pantai ini tidak lebih dari pantai biasa yang hanya dikunjungi orang-orang mempunyai hobi mancing di laut. Apalagi setelah gempa 27 Mei 2006, kawasan pantai seakan kehilangan ‘peminat’. Lambat laun, seiring hilangnya rasa khawatir akan adanya tsunami, juga seiring tumbuhnya pepohonan yang ditanam di sepanjang pantai menumbuhkan pesona tersendiri di pantai ini. Disini pengunjung juga bisa menikmati ikan laut goreng atau bakar. Juga ada lapak-lapak ( pedangang kakilima ) warga asli Kuwaru yang menjajakan dagangannya. Dengan iklim yang sangat religious, disini ada banyak jajanan yang ditawarkan. Satu hal lagi keunggulan di pantai ini yaitu kondisi yang ‘steril’ akan prostitusi. Tetapi seperti yang sudah saya sampaikan, masih banyak yang perlu ditata disini.
Saya menulis blog ini didorong rasa bangga saya akan potensi yang ada di pantai dusun saya. Beberapa tahun yang lalu, pantai ini tidak lebih dari pantai biasa yang hanya dikunjungi orang-orang mempunyai hobi mancing di laut. Apalagi setelah gempa 27 Mei 2006, kawasan pantai seakan kehilangan ‘peminat’. Lambat laun, seiring hilangnya rasa khawatir akan adanya tsunami, juga seiring tumbuhnya pepohonan yang ditanam di sepanjang pantai menumbuhkan pesona tersendiri di pantai ini. Disini pengunjung juga bisa menikmati ikan laut goreng atau bakar. Juga ada lapak-lapak ( pedangang kakilima ) warga asli Kuwaru yang menjajakan dagangannya. Dengan iklim yang sangat religious, disini ada banyak jajanan yang ditawarkan. Satu hal lagi keunggulan di pantai ini yaitu kondisi yang ‘steril’ akan prostitusi. Tetapi seperti yang sudah saya sampaikan, masih banyak yang perlu ditata disini.
Saya ingat, ketika saya masih SD. Saya dari kecil diasuh nenek saya di Kulon Progo. Setiap Sabtu sore saya pulang ke Kuwaru. Ketika pulang ke Kuwaru, saya selalu merengek ke bapak saya untuk mengantar saya ke pantai. Waktu itu, akses ke pantai belum sebagus sekarang. Jalan menuju ke pantai belum ada aspal. Masih pasir, kiri kanan banyak sekali tumbuh pohon pandan yang sangat rimbun.dan kalau kita membawa sepeda atau motor harus ditinggal jauh di utara pantai karena belum ada jembatan yang menghubungkuan dusun Kuwaru dengan kawasan pantai Kuwaru. Dusun saya dengan pantai di pisahkan oleh sebuah kali ( sungai ).Bapak saya selalu menggendong saya menyeberang kali itu untuk bisa sampai ke pantai. Tetapi waktu itu sudah ada warga Kuwaaru yang sudah sejak lama tinggal persis di utara pantai. Dan rumahnya hanya beberapa ratus meter dari bibir pantai. Namanya Mbah Kromo.
Sekarang dengan terus ditingkatkannya pembangunan struktur dan infrastruktur oleh pemerintah, jembatan sudah ada walaupun hanya kecil tetapi mampu dilalui bis, jalan sudah aspal, dan akses ke pantai lancar. Saya menjadi semakin bangga akan pantai yang penuh pesona ini.
Saya mempunyai lapak disana. Konsepnya tenda. Saya pasang tenda yang berwarna orange. Agar lain dengan lapak-lapak yang ada disana. Di lapak ini saya menjual sup buah segar dan lotis yang segar juga, yang bisa dinikmati sambil memandangi keindahan laut lepas. Dibawah pohon cemara yang sangat rimbun, dan rindang, anda juga bisa memesan pecel lele atau ikan laut di tenda saya. Saya berjualan setiap siang ,hari Minggu, atau hari libur nasional. Atau bukan bulan puasa. Tetapi tidak usah khawatir. Disana ada juga warung makan yang permanen, yang siap melayani setiap hari.
Pedagang kakilima yang berjualan di pantai ini semua warga Kuwaru asli. Bukannya pengelola tidak ingin investor dari luar masuk, hanya sja berdasarkan kesepakatan dan keputusan dari rapat pengurus paguyuban pedagang kakilima, pengurus memanng belum memandang perlu memperbolehkan pedagang dari luar untuk masuk.
Pedagang kakilima yang sudah terbentuk paguyubannya ini juga mempunyai AD/ART sebagai pijakan berjalannya sebuah paguyuban. Nama dari paguyuban pedagang kakilima ( lapak ) pantai Kuwar u adalah“ CEMARA ASRI “. Semua itu dibentuk demi lancar dan tertibnya pedagang-pedagang dalam menjajakan dagangannya.tetapi dipantai ini kita tidak bisa berharap untuk menjumapi hotel,losmen, atau mungkin warung remang-remang seperti obyek wisata di tempat-tempat lain. Karena untuk menjaga iklim tetap “steril” dari praktek prostitusi dan perbuatan maksiat lainnya dan sebisa mungkin tetap bernuansa religious, pengelola bahkan alim ulama Dusun Kuwaru melarang keras adanya bangunan yang bersifat penginapan.
pantai ini bisa menjadi alternatif yang sangat bagus diantara pantai-pantai di selatan kabupaten Bantul.
7.Pantai Parangtritis
Kepercayaan masyarakat setempat tentang legenda Nyi Roro Kidul juga dengan sendirinya melahirkan pesona tersendiri sehingga mampu menyedot jumlah wisatawan lebih besar dibanding pantai-pantai lainnya. Ada kepercayaan unik di Parangtritis. Boleh percaya boleh tidak bahwa memakai pakaian berwarna hijau di Parangtritis bisa membawa petaka. Menurut kepercayaan masyarakat setempat warna hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul, sehingga dikhawatirkan yang memakai baju / kaos hijau akan diseret ombak ke laut karena dikehendaki oleh sang penguasa laut selatan. Adapun kebenarannya, wallahu alam bishawab.
Pantai yang termasuk wilayah Bantul ini merupakan pantai yang landai, dengan bukit berbatu, pesisir dan berpasir putih serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Di kawasan ini wisatawan dapat berkeliling pantai menggunakan bendi dan kuda yang disewakan dan dikemudikan oleh penduduk setempat. Selain terkenal sebagai tempat rekreasi, parangtritis juga merupakan tempat keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Kraton Yogyakarta.
Nama Parangtritis mempunyai sejarah tersendiri. Syahdan, jaman dahulu kala seseorang pangeran bernama Dipokusumo yang melarikan diri dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah tersebut untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang yg artinya batu dan tumaritis yang bisa diartikan sebagai tetesan air.
Banyak sisi menarik apabila kita berwisata ke Parangtritis. Pemandangan alamnya yang indah tentu saja yang menjadi sajian utama. Untuk menikmatinya, kita bisa sekedar berjalan kaki menyusuri pantai. Atau jika nggak mau capai kita juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar kita melewati rute serupa. Selain bendi ada pula tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi pantai.
6.Pantai Sadeng
-Pantai
Sadeng terletak di Desa Songbanyu dan Desa Pucung Kecamatan Girisubo
berjarak sekitar 46 KM dari Wonosari, terdapat Telaga Suling yaitu
lembah yang diyakini dahulu sebagai muara sungai Bengawan Solo Purba.
Pantai ini juga dikenal sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan yang bertaraf
nasional dan merupakan penunjang pengembangan perikanan laut di
Provinsi Yogyakarta. Wisataan dapat menikmati sajian masakan ikan laut
atau membawa ikan laut segar sebagai oleh - oleh dengan harga yang
terjangkau
5.Pantai krakal
Mememasuki kawasan pantai ini, kita diharuskan membayar restribusi (untuk masuk beberapa wisata pantai sekaligus” Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan Sundak”) yang kalau tidak salah biayanya masih cukup terjangkau lah……Kalau anda lapar dan ingin menikmati seafood yang murmer,,,mampir dulu ke pantai baron,,,di sana banyak nelayan yang jualan hasil laut tangkapannya, setelah transaksi tawar menawar selesai,…langsung bawa hasil laut itu ke warung-warung yang berjejer di sana, untuk mengolahnya menjadi sea food yang siap santap….harganya masih relatif murah…sehingga makannya pun uenak,,,nyam-nyam…,,fresh sea food.
Menuju Pantai krakal,,,kita harus melanjutkan perjalanan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari pantai baron….lokasinya memang agak terpencil dari deretan pantai yang ada…tapi di situlah nikmatnya,,,seolah-olah punya private beach…apalagi kalau liburannya pada saat hari kerja…sepi tak ada orang lain, sehingga sepertinya suara deburan ombak begitu terdengar dramatis dan luar biasa…dan tentu akan kita dengan jelas suara merdu dari canda tawa keluarga…auw,,,hi..hi..aduh,,,gleppp (air masuk ke mulut)….
Anak-anak enjoy berinteraksi dengan alam…saking sepinya, seperti private beach deh…
Ketika berkunjung ke Pantai Krakal, kami bermalam di salah satu penginapan yang sangat-sangat sederhana,,,lokasinya strategis tepat dipinggir pantai banget,,….dan bener-bener natural,,,tidak ada listrik!!! sebenarnya ketika masih siang sampe sore, tidak masalah., tetapi ketika malam tiba, baru deh terasa naturalnya, kamar hanya bercahayakan lampu koboy…wah seruuuuu dan untung kami bawa lotion anti nyamuk sehingga karekter naturalnya tidak bertambah dengan “berperang melawan nyamuk”. Pantas saja harga sewa kamar ukuran 3X3m2 hanya dibandrol Rp.60rb (tahun 2006)…Bagaimana, berani coba?
4.Pantai Depok
Hamparan pasir, debur ombak dan angin yang berhembus |
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat |
Keindahan senja di Pantai Depok |
Yogyakarta
memang mempunyai banyak sekali potensi wisata alam, salah satu yang
terkenal mungkin adalah wisata pantai. Selama ini yang menjadi icon
pantai di Yogyakarta adalah Pantai Parangtritis, walau sebenarnya masih
banyak pantai lain yang tidak kalah indahnya dengan Parangtritis,
seperti Pantai Depok misalnya.
Pantai Depok secara
administratif masuk wilayah Kabupaten Bantul, tepatnya di Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Letak Pantai Depok
sendiri berdekatan dengan Pantai Parangtritis. Selain keindahannya,
disini juga terkenal dengan wisata kulinernya, terutama masakan ikan
segar yang langsung bisa dibeli setiap kapal nelayan berlabuh, karena
di pantai ini juga ada tempat pelelangan ikan (TPI). Selain bisa dibawa
pulang, ikan segar yang baru turun dari kapal ini bisa langsung
dimasak di tempat, karena di pantai ini banyak berjejer warung yang
menyediakan jasa pengolahan ikan.
3.Pantai Sundak
Sundak, sebuah pantai di wilayah kabupaten Gunungkidul,
tepatnya di desa sidoharjo kecamatan tepus. Berada di jajaran pantai
selatan berderet dengan pantai Kukup, Krakal, Drini, Sepanjang dan Pantai Baron.
Lembaran pasir putih yang terhampar di sepanjang bibir pantai, menunggu kecup mesra sang Ombak yang berlarian memendam rindu yang teramat dalam, memberikan kenyamanan mata yang memandang. Semilir angin membelai dedaunan melambai di ujung dahan-dahan yang tumbuh mengitari pantai menyejukkan hati para pencari kedamaian.
Hamparan bibir pantai bergincu karang-karang mungil tempat bermain biota laut nan menggemaskan. Karang yang berdiri kokoh seolah penjaga Pantai Sundak nan kokoh dan pemberani. Perbukitan kapur di latar belakang pantai yang menjulang menambah keelokan pertemuan laut dan daratan pesisir selatan pulau Jawa.
Sundak, perpaduan nama antara ASU dan LANDAK. Bermula dari pertarungan antara ASU (anjing) dan Landak. Pergelutan yang meninggalkan jejak bagi penduduk sekitar akan adanya sebuah gua dengan sumber air tawar di dalamnya.
Sundak, salah satu Pesona Gunungkidul yang masih terkubur, terkabur akan berita yang simpang siur.
Sundak sebagai sebuah tonggak, bahwa Gunungkidul bukanlah kekerontangan namun sebuah keindahan nan eksotis.
2.Pantai siung
Inilah foto eksotis pantai Siung
dalam suasana yang berbeda, ada foto lagi musim tanam dan ada juga
foto lagi dalam musim panen. Foto berikut bisa membuat anda semakin
penasaran dengan pantai Siung :
1.Pantai Kukup
Pantai
Kukup terletak di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul
Yogyakarta. Dengan hamparan pasir putih yang merupakan ciri khas
pantai-pantai di pesisir selatan pulau jawa, pantai Kukup menyajikan
suatu pemandangan yang begitu asri. Hembusan angin pantai yang
sepoi-sepoi membuat para pengunjung merasa nyaman berada di sini. Duduk
bersantai di karang-karang yang kokoh berdiri menikmati irama debur
ombak yang mendamaikan kalbu.
Di
pantai Kukup ada sebuah karang yang menjorok ke laut terpisah dari
daratan dengan jembatan yang terbentang. Jalan mendaki yang sengaja di
buat sebagai akses ke karang tersebut semakin memanjakan para
pengunjung.
Beberapa
fasilitas yang terdapat di pantai Kukup antara lain : tempat parkir
yang luas, sehingga para pengunjung tidak kebingungan untuk memarkir
kendaraannya. Parkir ini terletak di pintu masuk agak jauh dari pantai
sehingga pengunjung harus berjalan kaki untuk sampai di pinggir laut.
Di kiri kanan jalan memasuki pantai kukup berjajar para pedagang yang
menawarkan berbagai souvenir khas pantai, makanan-makanan laut dan ada
juga biota laut termasuk ikan hias yang dapat dibeli dengan harga yang
wajar.
Salah satu tempat beristirahat di atas karang yang berdiri kokoh di Pantai Kukup. Memperluas pandang ke hamparan ombak.
Untuk
menjamin keselamatan para pengunjung, pihak pengelola menyiapkan
armada SAR untuk memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan
sekaligus menginformasikan kondisi pantai, ombak dan datangnya biota
laut berbahaya. Perlu diketahui dan diwaspadai oleh para pengunjung,
bahwa di pantai ini kadang datang ubur-ubur di kawasan pantai yang jika
menggigit akan menyebabkan keracunan. Tapi jangan khawatir, tim SAR
akan menginformasikan datangnya ubur-ubur dan siap membantu jika ada
pengunjung yang terlanjur terkena ubur-ubur. Sebenarnya ada cara
pengobatan yang manjur, yaitu dengan mengoleskan bekas gigitan dengan
getah kerang-kerangan yang banyak di jual di sana. Kemudian minum kopi
pahit untuk mempercepat netralisasi racun. Jadi, jangan merasa takut
bermain ombak di pantai kukup selama masih mematuhi peraturan yang di
sampaikan oleh tim SAR melalui pengeras suara.
Untuk
para pengunjung yang ingin bermalam di Pantai Kukup tak usah binggung.
Di kawasan obyek wisata Pantai Kukup, ada penginapan PONDOK WISATA
yang akan melayani para wisatawan yang ingin merasakan pemandangan
malam di Kukup dengan harga terjangkau.
Selamat bersantai di Pantai Kukup, membangun istana pasir putih, merasakan gulungan ombak ramah kukup atau sekedar duduk menatap hamparan luas laut sambil mendengarkan alunan orkestra alam pantai Kukup.
Selamat bersantai di Pantai Kukup, membangun istana pasir putih, merasakan gulungan ombak ramah kukup atau sekedar duduk menatap hamparan luas laut sambil mendengarkan alunan orkestra alam pantai Kukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar